BAZNAS Sumbar Bergerak! Penguatan Pengumpulan Zakat Nasional Dimulai dari Ranah Minang

Padang, 04-06 November 2025 –Dari Ranah Minang, Gerakan Zakat Nasional Dikuatkan: Langkah Lembut BAZNAS Sumbar Menuju Pengumpulan yang Berkah

Padang, awal November yang lembut.
Langit di atas Ranah Minang tampak teduh ketika langkah-langkah para amil zakat dari seluruh penjuru Sumatera Barat menyatu di HW Hotel Padang. Di ruang berpendingin itu, bukan sekadar pertemuan biasa yang terjadi — melainkan sebuah gerakan nurani untuk memperkuat pengumpulan zakat nasional, sebuah panggilan hati untuk menata keberkahan.Hari itu, Selasa (04/11/2025), suara Lagu Indonesia Raya, Mars Sumbar, dan Mars BAZNAS bergema membangkitkan semangat kebangsaan dan keikhlasan.

Pembacaan ayat suci Al-Qur’an membuka acara dengan lantunan yang menyejukkan jiwa. Setiap nada, setiap kata, seolah mengingatkan bahwa zakat bukan sekadar kewajiban, tapi juga cinta yang terwujud dalam tindakan nyata.

Di hadapan para peserta, Ketua BAZNAS Provinsi Sumatera Barat, Afrianto Korga, S.Pd.I., M.Pd, berdiri dengan keyakinan. Dalam suaranya yang tenang namun tegas, ia mengajak seluruh BAZNAS daerah untuk memperkuat langkah pengumpulan zakat dengan kesungguhan dan profesionalitas.

“Kita tidak hanya mengelola dana umat, tetapi juga amanah yang akan kita pertanggungjawabkan kepada Allah. Aset fundraising harus kita validasi dengan hati, bukan sekadar angka,” ucapnya penuh makna.

Sementara itu, Dr. H. Buchari M, M.Ag, tampil dengan tutur lembut namun sarat makna. Dalam paparannya, beliau menekankan bahwa pelayanan kepada muzaki adalah jantung dari gerakan zakat.

“Jika kita melayani dengan kasih, muzaki akan memberi dengan ikhlas. Pengumpulan bukan sekadar proses administratif, tapi ibadah sosial yang menghubungkan hati manusia,” tuturnya dengan mata yang teduh.

Tiga hari kegiatan berlalu dengan hangat. Ada sesi diskusi, validasi data, pembagian peran tim, hingga coffee break yang dipenuhi obrolan ringan antaramil dari berbagai daerah. Mereka berbagi kisah — tentang desa-desa yang bangkit lewat zakat, tentang senyum mustahik yang kembali berani bermimpi, dan tentang semangat yang tak pernah padam meski dihadang keterbatasan.

Di hari terakhir, suasana semakin akrab.
BAZNAS RI dan BAZNAS Sumbar duduk satu meja, menyatukan visi dan strategi. Tak ada sekat antara pusat dan daerah, hanya ada tekad bersama untuk menjadikan zakat sebagai energi kebaikan yang mengalir tanpa henti — dari kota ke pelosok, dari tangan muzaki ke hati mustahik.

Sore itu, Padang seolah ikut berdoa.
Mentari tenggelam perlahan di ufuk barat, memantulkan cahaya keemasan di jendela ruang pertemuan. Para peserta berkemas, namun semangat mereka justru baru dimulai:
semangat untuk membawa pulang ilmu, menyalakan kembali api pengabdian, dan memastikan zakat di Sumatera Barat mengalir dengan lebih berkah dan bermartabat.

Dari kota Padang, gema semangat ini akan menjalar ke seluruh penjuru Sumatera Barat — menjelma menjadi senyum di wajah mustahik, menjadi harapan di hati muzaki, dan menjadi bukti bahwa zakat bukan hanya angka dalam laporan, melainkan cahaya yang menuntun langkah menuju keberkahan bersama.